Film 'Pengepungan di Bukit Duri' Karya Joko Anwar Jadi Pengingat Masa Depan Indonesia

Table of Contents

Film thriller Pengepungan di Bukit Duri garapan Joko Anwar ini bukan cuma soal aksi menegangkan dan suasana mencekam.

Di balik layar, film Pengepungan di Bukit Duri justru jadi ruang refleksi buat para pemainnya.

Mereka mengaku banyak belajar dan ikut terbawa suasana emosional dari cerita Pengepungan di Bukit Duri yang mereka bawakan.

Film Pengepungan di Bukit Duri 


Sutradara dan penulis skenario Joko Anwar kembali dengan film terbarunya bertajuk Pengepungan di Bukit Duri. Film ini diklaim memiliki relevansi yang tinggi dengan situasi Indonesia sekarang.

Tanpa berlama-lama lagi, yuk kita bahas info menariknya!

Info Menarik Film Pengepungan di Bukit Duri 

1. Film Pengepungan di Bukit Duri jadi pengingat terhadap kejadian di masa depan Indonesia 

Produser Tia Hasibuan mengatakan bahwa film Pengepungan di Bukit Duri menjadi pengingat bagi penonton terhadap hal buruk yang bisa kembali terjadi di masa depan. 

"Sejarah bisa terulang kalau kita tidak hati-hati, kita tidak memperhatikan, dan kita tidak membicarakan atau berusaha untuk menyembuhkan luka dan trauma dari masa lalu," ujar Tia Hasibuan, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Kamis, 10 April 2025.

Tia Hasibuan mengatakan film ini tidak hanya menggambarkan kekacauan di masa lalu, tetapi juga keresahan pada masa sekarang. 

"Tadi teman-teman sudah nonton ceritanya tahun 2027, itu juga kami taruh di dalam film adalah sebagai peringatan untuk kita semua," kata Tia Hasibuan.

"Peringatan yang sifatnya urgent karena tahun 2027 itu sebentar lagi," lanjutnya.

Menurutnya, rumah produksi Come and See Pictures memiliki komitmen untuk membuat karya yang jujur, berani, dan relevan dengan isu sosial. Hal itu diterapkan dalam film Pengepungan di Bukit Duri yang menjadi terobosan baru bagi industri perfilman Indonesia. 

"Kami juga selalu berusaha untuk mendorong batas-batas naratif perfilman Indonesia, karena kami percaya kalau film itu bukan hanya untuk hiburan, tapi juga bisa kita gunakan sebagai tempat untuk perlindungan, untuk refleksi," ucap Tia Hasibuan. 

Ia berharap film Pengepungan di Bukit Duri bisa menjadi bahan diskusi bagi para penonton, khususnya terkait isu yang ada di dalamnya.

"Kami berharap, keinginan kami dengan film ini adalah, seperti Bang Joko bilang tadi, kami ingin memulai percakapan tentang kekerasan, terutama kekerasan di lingkungan remaja, tentang luka, tentang trauma, dan yang paling penting mungkin rekonsiliasinya," jelas Tia Hasibuan. 

2. Film Pengepungan di Bukit Duri menurut Joko Anwar 

Dalam peluncuran trailer resmi di Royal Plaza Surabaya, Minggu (13/04). Joko Anwar menyampaikan bahwa film ini terinspirasi dari kondisi sosial Indonesia yang dinilai sedang tidak baik-baik saja. 

Ia menekankan bahwa kekerasan yang ditampilkan dalam film bukan untuk mengungkit masa lalu, tetapi sebagai bentuk refleksi dan peringatan untuk pentingnya generasi muda memahami sejarah Indonesia, termasuk peristiwa kelam seperti kerusuhan tahun 1998. 

“Kalau dibilang banyak adegan sadis, justru kenyataan di lapangan saat ini lebih sadis. Film ini bukan untuk mengorek luka lama, tapi untuk menyadarkan publik agar tragedi seperti kerusuhan 1998 tidak terulang,” jelas Joko Anwar saat konferensi pers, didampingi pemeran utama Morgan Oey dan Omara Esteghlal.

Joko menegaskan bahwa dirinya tidak menargetkan jumlah penonton tertentu, tetapi berharap film ini dapat menjangkau kawula muda, termasuk generasi Z, agar bisa menjadi bahan renungan dan diskusi tentang kondisi sosial saat ini.

3. Sinopsis film Pengepungan di Bukit Duri 

Film Pengepungan di Bukit Duri menceritakan tentang Edwin (Morgan Oey) yang dihantui janji untuk menemukan keponakannya yang hilang. 

Tekadnya itu membawa Edwin menyamar sebagai guru di SMA Duri, sebuah sekolah yang menampung murid-murid bermasalah. 

Di tengah lingkungan yang keras dan penuh ketidakpastian, Edwin harus menghadapi murid-murid paling beringas sambil diam-diam mencari jejak sang keponakan.

Takdir pun mempertemukan Edwin dengan anak kakaknya di sekolah tersebut. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama karena kerusuhan hebat melanda kota dan memaksanya terjebak di dalam gedung sekolah yang kini menjadi medan pertempuran.

Situasi semakin rumit dengan latar belakang Edwin yang bukan pribumi. Di tengah masalah diskriminasi yang masih membara, ia harus berjuang lebih keras untuk bertahan hidup dan melindungi orang yang bersamanya di tengah pengepungan mencekam di Bukit Duri.


Tak hanya alur cerita yang menarik, film Pengepungan di Bukit Duri juga menampilkan deretan aktor ternama tanah air, termasuk Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, dan Fatih Unru.

Film Pengepungan di Bukit Duri akan tayang di bioskop mulai 17 April 2025.


Revial
Revial Saya adalah seseorang jurnalis. Saya sangat berharap agar dapat menebarkan sejuta manfaat bagi orang lain melalui informasi yang telah saya publish ini.

Post a Comment