Trump Menggila! Mahasiswa Asing dilarang Masuk Harvard, Katanya Teroris!
Pemerintah Amerika Serikat (AS) Donald Trump, telah memblokir kemampuan Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri AS, Kristi Noem, di X, Kamis (22/5/2025).
Gedung Putih mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Langkah ini meningkatkan konflik yang sedang berlangsung dengan institusi Ivy League tersebut.
Harvard menolak tudingan Gedung Putih soal keengganan universitas mengatasi dugaan antisemitisme di kampus dan membongkar program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
Donald Trump
Trump menggambarkan protes itu sebagai antisemit. Dia juga membongkar inisiatif DEI, yang telah ia klaim mempromosikan "perpecahan dan radikalisme."
Tanpa berlama-lama lagi, yuk kita bahas info menariknya!
Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing
1. Keputusan Trump diblokir sementara, belum disetujui
Ribuan mahasiswa asing Harvard University menghadapi ketidakpastian setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut kemampuan Harvard menerima mahasiswa dari Luar Negeri.
Mengutip Reuters, Harvard kini memiliki hampir 7.000 mahasiswa internasional, mewakili sebanyak 27% dari total pendaftarannya.
Keputusan Trump pun kemudian diblokir sementara oleh seorang hakim di AS, hanya beberapa jam setelah Harvard mengajukan gugatan di peradilan Federal Boston.
Sebagai informasi, sejak Trump menjabat pada Januari 2025 lalu, Dia telah menyerang universitas Ivy League, termasuk Harvard, dengan menuduh mereka mendorong ideologi anti-Amerika, Marxis, dan “radikal kiri.”
Meskipun universitas lain mungkin akan tertarik untuk menerima mahasiswa selevel Harvard, menampung mereka dalam jumlah besar tidak akan mudah mengingat hanya tersisa tiga bulan hingga tahun ajaran baru dimulai.
2. Harvard angkat suara
Dalam sebuah pernyataan, Harvard menyebut tindakan tersebut "melanggar hukum" dan "tindakan balasan". Pihaknya juga akan terus berkomitmen melindungi para mahasiswa.
"Kami berkomitmen penuh untuk mempertahankan kemampuan Harvard dalam menampung mahasiswa dan akademisi internasional kami, yang berasal dari lebih dari 140 negara dan memperkaya universitas, dan negara ini, secara tak terkira," kata universitas tersebut.
Tindakan tersebut menandai eskalasi di tengah kebuntuan yang lebih luas antara universitas tersebut, yang menolak menyetujui daftar tuntutan terkait program keberagamannya dan tanggapan terhadap protes pro-Palestina dari pemerintahan Trump.
Pemerintah telah menanggapi dengan tiga putaran pemotongan dana federal dan hibah, dengan total lebih dari US$ 2,6 miliar (Rp 42 triliun) Yang terbaru terjadi pada hari Senin. Harvard saat ini sedang mengajukan gugatan hukum yang menuduh pemerintah menentang Konstitusi AS dalam tindakannya.
3. Tindakan tersebut merugikan reputasi global universitas
Menurut pihak universitas, tindakan pemerintahan tersebut menimbulkan kerugian serius bagi misi akademis dan reputasi global universitas tersebut.
"Kami berkomitmen penuh mempertahankan kemampuan Harvard dalam menampung mahasiswa dan akademisi internasional, yang berasal dari lebih dari 140 negara dan memperkaya Universitas, dan negara ini, tak terkira," papar juru bicara Harvard Jason Newton.
Perselisihan tersebut menandai peningkatan besar dalam kampanye tekanan pemerintahan Trump terhadap universitas-universitas elite, di tengah reaksi politik yang berkembang atas penanganan mereka terhadap protes mahasiswa pro-Palestina.
Setelah Harvard menolak tuntutan federal dan berjanji menangani masalah internal dengan ketentuannya sendiri, pemerintahan membekukan USD2,2 miliar dalam pendanaan federal untuk universitas, bagian dari tinjauan yang lebih luas atas hampir USD9 miliar dalam hibah publik yang diberikan kepada Harvard dan lembaga penelitian afiliasinya.
Post a Comment