Warga Desak Jalur Alternatif yang Layak, Penutupan Jalan Elak Lhokseumawe Dinilai Melanggar Aturan
Table of Contents
Penutupan ini dinilai bukan hanya menyulitkan warga, tetapi juga melanggar aturan dan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.
Proyek pembangunan jembatan di lokasi tersebut dikerjakan oleh PT Dua Berlian Group dengan sumber dana dari APBN Rp 4,8 miliar.
Namun penutupan total akses jalan dilakukan tanpa menyediakan jalur alternatif bagi kendaraan roda empat, seperti mobil pribadi milik warga yang sehari-hari melintasi kawasan itu.
Akibatnya, aktivitas warga lumpuh melalui jalur tersebut dan jalur alternatif, sehingga beban ekonomi bertambah.
Jalan Elak Lhokseumawe
Warga Kota Lhokseumawe mendesak pihak rekanan membangun jalur alternatif yang layak, menyusul penutupan total Jalan Elak di Gampong Alue Awe, Kecamatan Muara Dua untuk penanganan drainase ruas jalan dari mulai pertengahan Juni 2025, hingga kini.
Tanpa berlama-lama lagi, yuk kita bahas tuntas info menariknya!
Info Terkini Jalan Elak Lhokseumawe
1. Jalan Elak sedang ada perbaikan
Pelaksanaan proyek Penanganan Drainase dan Penggantian Struktur Jembatan Alue Awee 3 pada ruas jalan Batas Aceh Utara / Kota Lhokseumawe, Buket Rata (Jalan Elak Lhokseumawe) menuai keluhan dari masyarakat.
Oh ternyata ini problematikanya! Paham kan sekarang kenapa lintas jalan Elak ditutup sementara. Ternyata ada perbaikan jalan dan jembatan di pertengahan lintasan.
Proyek senilai Rp4,8 miliar yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025 ini dinilai tidak menyediakan jalan alternatif yang layak selama proses pekerjaan berlangsung.
Proyek dimulai sejak 25 April 2025, berada di bawah pengawasan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Aceh, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.
2. Warga mengeluh tidak ada akses alternatif untuk dilalui
Warga menyayangkan tidak adanya akses darurat atau jalan sementara yang lazimnya menjadi bagian dari proyek konstruksi jalan berskala besar.
Sebagian bahkan menilai kontraktor terlalu berkalkulasi secara ekonomis dan enggan bersusah payah mencari solusi di lapangan.
Dampak nyata juga dirasakan oleh para pedagang kecil. Salah satunya Husaini, akrab disapa Apani, pedagang nanas keliling yang biasa melintas setiap pagi melewati Jalan Elak Lhokseumawe. Kini, ia harus memutar jauh dan terancam kehilangan pendapatan harian.
“Sudah tiga hari ini saya susah jualan. Lewat jalan alternatif itu jauh, bawa sepeda dorong. Nanas bisa busuk. Saya belum beli beras. Kalau begini terus, bisa lapar saya,” ucapnya.
Menurutnya, jalan elak sebelumnya sangat membantunya menempuh rute dagang dari perbatasan Aceh Utara ke pusat keramaian kota. Namun kini, proyek ini justru membuatnya kehilangan akses ekonomi.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak kontraktor pelaksana PT Dua Berlian Group belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang disampaikan wartawan terkait tidak adanya jalan alternatif layak di lokasi proyek.
3. Apa tanggapan pemerintah terhadap penutupan jalan Elak ini?
Sementara itu, warga berharap pemerintah pusat dan instansi teknis yang membawahi proyek ini dapat meninjau ulang pendekatan pelaksanaan di lapangan agar tidak mengorbankan mobilitas serta penghidupan masyarakat.
“Bukan kami menolak pembangunan. Tapi kalau caranya begini, ini justru menyusahkan. Harusnya dibuat jalan sementara dulu sebelum ditutup total,” pungkas warga lainnya, Akmal.
Mewakili Kontraktor pelaksana mengaku bernama Mudi dari PT.Dua Berlian Grup.yang di hubungi harianpaparazzi per-telephone mengaku kalau proyek tersebut memang tidak membangun jembatan atau jalan alternatif.
“Memang kami tidak buat jalan alternatif bang,karena geusyik gampong tersebut sudah membolehkan”, katanya.
” Untuk informasi lebih lanjut coba abang hubungi Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) nya di Banda Aceh,” kata dia.
Post a Comment