Jerome Polin Kritik Tunjangan DPR Rp50 Juta, Sindir Hidup Mewah di Tengah Rakyat Susah

Table of Contents
Jerome Polin ikut menyoroti polemik tunjangan DPR sebesar Rp50 juta per bulan. Jerome menyindir kehidupan mewah anggota dewan yang kontras dengan rakyat.

Youtuber dan konten kreator Jerome Polin ikut menyoroti polemik tunjangan DPR sebesar Rp50 juta per bulan. 

Melalui kritik tajamnya, Jerome menyindir kehidupan mewah anggota dewan yang dianggap kontras dengan kondisi rakyat kecil yang masih berjuang untuk makan dan tempat tinggal.

Untuk tau lebih lanjut, yuk kita kawal terus artikel sampai titik terangnya tiba!

Jerome Polin 


Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Jerome Polin menilai besarnya tunjangan anggota DPR tersebut tidak sebanding dengan kondisi rakyat yang masih berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari. Benarkah?

Tanpa perlu berlama-lama, mari kita bahas tuntas info pentingnya!

Jerome Polin Kritik DPR 


1. Asal mula Jerome Polin angkat suara

Sebelum kritik Jerome muncul, Wakil Ketua DPR Adies Kadir lebih dulu memberikan penjelasan mengenai tunjangan perumahan Rp50 juta yang diterima anggota dewan. 

Selebgram Jerome Polin mengkritik ucapan Wakil Ketua DPR, Adies Kadir tentang tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp 50 juta itu.

Adies Kadir di hadapan wartawan mengatakan bahwa nominal tunjangan itu sebenarnya pun belum menutup pengeluaran anggota DPR untuk bayar kost atau sewa rumah.

"Kalau di sekitar sini kan ngontrak kan Rp 3 juta per bulan, didapat kan Rp 50 juta per bulan. Kalau Rp 3 juta kita kalikan 26 hari kerja berarti Rp 78 juta per bulan. Padahal yang didapat cuma sekitar Rp 50 juta. Nah jadi mereka masih nombok lagi," ucap Adies Kadir. 

Mendengar hal tersebut, Jerome yang lulusan S1 Matematika Terapan dari Waseda University itu menghela napas sambil sedikit berteriak.

Pernyataan Adies Kadir tersebut langsung mendapat respons dari Jerome. Dengan gaya khasnya yang lugas dan humoris, Jerome menyindir perbandingan biaya kontrakan yang disampaikan Adies.

"Kalau Rp3 juta per hari itu namanya bukan kos, itu namanya hotel bintang lima pak," sindir Jerome dikutip dari Instagram @jeromepolin, Kamis (21/8/2025).

2. Jerome hitung ulang tunjangan rumah anggota DPR 

Kata Jerome, inilah pentingnya kita belajar matematika. Ia kemudian mulai corat-coret di papan tulis whiteboard. 

"Tunjangan rumah DPR Rp 50 juta per bulan. Harga kos tadi dibilang Rp 3 juta per bulan. Nah sudah sama nih 'per bulan'. Artinya masuk duit Rp 50 juta, keluar Rp 3 juta untuk kos. Artinya apa? Dapat untung. Rp 50 juta dikurangi Rp 3 juta, Rp 47 juta," jelas Jerome di akun TikTok pribadinya dikutip Kamis (21/8/2025).

"Kenapa harus dikali 26 hari kerja? Kalau dikali 26 hari kerja ya, bulan sama hari enggak boleh dikaliin. Kalau dikaliin, 3 dikali 26 jadi Rp 78 juta per bulan katanya, itu artinya Rp 3 jutanya per hari," ucap Jerome lagi. Ia menganggap dengan biaya sebesar itu bukan lagi harga untuk kos.

"Itu namanya hotel bintang lima, Pak," kata Jerome.

Ia merasa miris karena di luar sana banyak guru, dosen, nakes (tenaga kesehatan) yang masih tidak tahu bisa makan apa, tinggal di mana, atau masihkah bisa hidup esok. 

"Ngitung aja belom bener, gimana DPR mau bikin kebijakan yang bagus di pemerintahan," tulis Jerome Polin di keterangan unggahannya.

3. Soroti nasib guru dan tenaga kesehatan

Tidak hanya menyinggung soal perhitungan biaya tempat tinggal, Jerome juga membandingkan kehidupan mewah anggota dewan dengan kondisi rakyat kecil, khususnya para tenaga pendidik dan tenaga kesehatan.

"Rp50 juta per bulan untuk tunjangan rumah. Sedangkan di luar sana banyak guru, dosen, tenaga pendidik, nakes, nggak tahu mau makan apa besok, nggak tahu tinggal di mana besok, bisa hidup apa nggak besok, nggak tahu. GWS deh," ucapnya.

4. DPR dinilai hidup mewah di tengah rakyat melarat

Jerome juga menyinggung esensi DPR yang seharusnya benar-benar menjadi wakil rakyat. Baginya, tidak masuk akal jika anggota dewan menikmati fasilitas mewah sementara masyarakat yang diwakilinya masih berjuang hidup serba kekurangan.

"DPR kan Dewan Perwakilan Rakyat. Lah kalau rakyat susah, masa DPR-nya mewah? Wkwkwk," ujarnya.

Lebih jauh, Jerome bahkan mempertanyakan representasi para pejabat terhadap rakyat.

"Rakyat mana yang diwakilkan? Pejabat itu kan pelayan rakyat. Pelayan mana yang bisa hidup enak di saat tuannya melarat?" tandasnya.
Revial
Revial Saya adalah seseorang jurnalis. Saya sangat berharap agar dapat menebarkan sejuta manfaat bagi orang lain melalui informasi yang telah saya publish ini.

Post a Comment